BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi modal (capital investment) adalah suatu upaya penanaman dana untuk jangka
waktu panjang. Investasi ini juga lazim hanya disebut sebagai
“investasi” saja. Tujuan dari investasi adalah untuk
memperoleh pendapatan yang berkesinambungan sehingga akan memberikan kemakmuran
bagi investor.
Investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien untuk periode waktu
tertentu. Kegiatan investasi dapat dilakukan dengan menanamkan dana yang
dimiliki oleh para investor dalam bentuk aktiva keuangan seperti surat-surat
berharga yang diperjualbelikan diantara para investor. Dalam menanamkan dana
untuk investasi, investor bertujuan mencapai kesejahteraan keuangan (Jogianto,
2003).
Investasi juga merupakan suatu kegiatan
penempatan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu
dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Jones,2004).
Dari pengertian investasi tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari investasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor, baik dimasa sekarang maupun
dimasa yang akan datang.
Ekspetasi para investor terhadap
investasinya adalah memperoleh return (tingkat
pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Ekspektasi ini akan
benar-benar terjadi jika investor memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
menilai kinerja perusahaan dan peka terhadap kondisi keuangan suatu negara dan
perekonomian global.
Ketika seseorang yang akan melakukan
investasi di suatu perusahaan akan melihat dan menganalisis seperti apa kondisi
perusahaan terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah investasi tersebut dapat
memberikan keuntungan yang diharapkan. Hal pertama yang dapat dilihat dan
dinilai oleh calon investor adalah nilai perusahaan dengan melihat pada nilai
saham perusahaan.
Dalam melakukan penilaian terhadap nilai
saham perusahaan terdapat tiga jenis penilaian penting. Penilaian tersebut
adalah penilaian atas nilai buku (book
value), nilai pasar (market value) dan
nilai intrinsik (intrinsic value)
(Jogiyanto,2003). Ketiga nilai
tersebut perlu dipahami oleh para investor karena merupakan informasi penting
dalam pengambilan keputusan invetasi saham yang dapat membantu investor untuk
mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah.
Price
Book Value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan. PBV juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai
perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan
(Wirawati,2008). Semakin tinggi PBV berarti perusahaan semakin berhasil
menciptakan nilai atau kemakmuran bagi pemegang saham. Semakin baik kinerja
keuangan suatu perusahaan pasti semakin baik pula nilai perusahaannya. Semakin
tinggi nilai perusahaan maka semakin makmur pula keadaan para investor.
Suatu perusahaan go public biasanya akan
memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan kepada masyarakat
untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam keputusan investasi (signaling theory). Dari informasi yang
diberikan oleh perusahaan maka masyarakat dapat melakukan analisis mengenai
keadaan perusahaan tersebut.
Analisis fundamental berpedoman bahwa
nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut. Jika perusahaan memiliki kinerja dalam kondisi yang baik, maka
harga saham akan meningkat sebagai cerminan dari kinerja yang baik tersebut(
Ang, 1997). Dalam analsisis fundamental , faktor-faktor internal perusahaan
dianalisis dan digunakan sebagai sinyal ( Signalling
Theory ) bagi investor dalam mengukur kinerja perusahaan.
Analisis fundamental berkaitan dengan
penilaian kinerja perusahaan, mengenai efektifitas dan efisiensi perusahaan
dalam mencapai sasarannya (Stoner et al,1995). Untuk menganalisis kinerja
perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok,
yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang dan profitabilitas (Gitman dalam
Korawijayanti 2007). Dengan analisis tersebut, para analis dapat memperkirakan
nilai perusahaan dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi nilai perusahaan dimasa yang akan datang dan
menerapkan
hubungan faktor-faktor tersebut sehingga
diperoleh taksiran nilai perusahaan.
Nilai perusahaan pada suatu perusahaan
merupakan hasil dari kinerja perusahaan dalam suatu periode. Nilai perusahaan
ditentukan oleh profitabilitas perusahaan, dimana profitabilitas sebagai ukuran
dari kinerja perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan oleh
perusahaan. Menurut Subramanyam dalam Johan (2012) hal yang sering dijadikan
dasar pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan perusahaan sebagai
salah satu ukuran kinerja perusahaan. Bila profitabilitas perusahaan tinggi
maka nilai perusahaan akan meningkat pula, oleh karena itu investor akan
menjatuhkan pilihan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Saat ini telah banyak penelitian yang
meneliti tentang pengaruh faktorfaktor fundamental terhadap profitabilitas
(ROA) dan nilai perusahaan (PBV). Penelitian- penelitian tersebut menghasilkan
hasil yang bereda-beda. Penelitian yang dilakukan Dossugi (2011), Hardiyanti
(2012), Pambudi (2012), Nirmalasari (2010), Hutahuruk (2012), Prapaska (2012),
variabel Return on Asset berpengaruh
positif signifikan terhadap Price Book
Value, sedangkan Putra (2007) dan Hermawati (2011) menyimpulkan bahwa Return on Asset berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap variabel Price
Book Value.
Penelitian terhadap variabel Total Asset Turnover yang dilakukan oleh
Nirmalasari (2010) menyimpulkan bahwa Total
Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Price Book Value. Pengujian variabel Net Profit Margin terhadap Price
Book Value yang dilakukan oleh Arumndati (2009) didapatkan hasil adanya
pengaruh yang positif signifikan antara variabel Net Profit Margin dengan Price
Book Value.
Dalam hasil pengujian terhadap Return on Asset yang dilakukan oleh
Afriyanti (2011), Sulistyawan (2005), dan Kustati (2010) disimpulkan bahwa
variabel Total Asset Turnover
berpengaruh positif signifikan terhadap Return
on Asset. Namun, Jatismara (2011) mendapati bahwa Total Asset Turnover memiliki pengaruh yang positif tidak
signifikan terhadap Return on Asset.
Hasil penelitian mengenai pengaruh Net Profit Margin terhadap Return on Asset yang telah diteliti oleh
Sulistyawan (2005), menyimpulkan adanya pengaruh positif signifikan antara
variabel Net Profit Margin terhadap Return on Asset.
Penelitian yang meneliti hubungan Sales
Growth terhadap Return on Asset
menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Jatismara
(2011) menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan
antara variabel Sales Growth terhadap
Return on Asset. Sedangkan penelitian
oleh Masrokim (2009) menyimpulkan bahwa variabel Sales Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return
on Asset. Perbedaan juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif tidak signifikan
antara variabel Sales Growth terhadap
Return on Asset.
Atas perbedaan-perbedaan hasil
penelitian diatas menunjukkan bahwa masih menarik meneliti kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Untuk menguji
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan digunakan data empiris
mengenai kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan yang termasuk dalam
kategori perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur dipilih karena merupakan
industri yang aktif di pasar Indonesia. Sebagai industri yang aktif di pasar
konsumsi Indonesia, ternyata perusahaan manufaktur memuliki rata-rata kinerja
keuangan yang berfluktuasi selama tahun
2008-2011 yang ditunjukkan pada tabel 1.1
berikut ini :
Tabel 1.1. Rata-rata TATO, Sales Growth,
NPM, ROA dan PBV PAda
Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2008-2011
NO
|
Variabel
|
Tahun
|
|||
2007/2008
|
2008/2009
|
2009/2010
|
2010/2011
|
||
1.
|
Rata-rata Total Asset Turnover (x)
|
1,39
|
1,31
|
1,34
|
1,38
|
2.
|
Rata-rata Sales
Growth (%)
|
0,34
|
-0,005
|
0,16
|
0,24
|
3.
|
Rata-rata Net Profit Margin (%)
|
1,26
|
0,13
|
0,29
|
0,24
|
4.
|
Rata-rata Return On Asset (%)
|
10,46
|
10,16
|
10,25
|
11,65
|
5.
|
Rata-rata Price Book Value (x)
|
1,79
|
2,37
|
2,66
|
2,92
|
Sumber : ICMD dan IDX
Rata-rata Total Asset Turn Over (TATO) perusahaan manufaktur pada tahun 2008
adalah sebesar 1.39 kali kemudian menurun di tahun 2009 menjadi
1,31 kali. Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi
peningkatan berturut-turut atas nilai
Total Asset Turn Over
(TATO) perusahaan manufaktur yaitu sebesar 1,34 kali dan 1,38 kali.
Rata-rata Sales Growth perusahaan manufaktur pada tahun 2008 adalah sebesar
0,34. Pada tahun 2009 terjadi penurunan hingga mencapai nilai -0,005. Di tahun
2010 terjadi peningkatan menjadi 0,16 dan meningkat lagi di tahun 2011 menjadi
sebesar 0,24.
Nilai rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun 2007 adalah sebesar 1,26
kemudian menurun menjadi 0,13 di tahun 2008. Tahun 2009 meningkat menjadi 0,29
dan pada tahun 2010 nilainya kembali menurun menjadi sebesar 0,24.
Demikian pula fluktuasi juga terlihat
pada rata-rata Return On Asset(ROA) dan
Price Book Value(PBV). Rata-rata Return On Asset(ROA) tahun 2009 pada
tabel adalah 10,46. Pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 10,16. Pada tahun
2010 dan 2011 terjadi peningkatan berturut-turut dengan nilai 10,25 dan 11,65.
Rata-rata Price Book Value(PBV) terlihat peningkatan di setiap tahun. Pada tahun
2008 rata-rata Price Book Value(PBV)adalah
sebesar 1,79 dan pada tahun-tahun berikutnya peningkatan terus terjadi dengan
nilai 2,37 pada tahun 2009, 2,66 pada thun 2010, dan 2,92 pada tahun 2011.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Analisis
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI tahun
2008-2011)”. Penelitian ini mencoba untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap nilai perusahaan dengan ROA sebagai
variabel intervening.
Alasan digunakannya Return on Asset (ROA) sebagai variabel intervening adalah untuk
memperkuat hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogennya. ROA
sebagai proyeksi dari profitabilitas perusahaan diharapkan dapat memperkuat
pengaruh antara TATO sebagai proyeksi dari aktivitas perusahaan dalam
mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Selain itu ROA sebagai proyeksi dari
profitabilitas perusahaan diharapkan dapat memperkuat pengaruh antara NPM yang
merupakan proyeksi profitabilitas berkaitan dengan penjualan perusahaan dalam
mempengaruhi nilai perusahaan (PBV).
1.2. Rumusan Masalah
Terdapat hasil penelitian yang
bertentangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Book Value (PBV). Faktor-faktor itu adalah Return on Asset
(ROA),Total
Asset Turnover (TATO), Net Profit
Margin (NPM) dan Sales
Growth. Hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan Ramezani (2002), Barbosa (2003), Suranta (2004), Sulistyawan (2005),
Ulupui (2005), Dibyanto (2007), Tito et al (2007), Arumndati (2009), Masrokim
(2009), Nirmalasari (2010), Kustati
(2010), Hermawati (2011), Dossugi (2011),
Afriyanti (2011), Nugroho (2011),
Pambudi (2012), Hutahuruk (2012), Prapaska (2012), dan
Hardiyanti (2012), Witjaksono (2012) menunjukkan adanya research gap dan adanya hubungan yang tidak konsisten antara
variabel-variabel yang diteliti terhadap Price
Book Value (PBV) dan Return on Asset
(ROA) sehingga diperlukan adanya penelitian lebih
lanjut.
Dalam hasil penelitian mengenai pengaruh
variabel terhadap Price Book Value
yang dilakukan oleh Dossugi (2011), Hardiyanti (2012), Pambudi (2012),
Nirmalasari (2010), Hutahuruk (2012), Prapaska (2012), Dibyanto (2007), variabel Return
on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap Price Book Value, sedangkan dalam penelitian Putra (2007) dan
Hermawati (2011) disimpulkan bahwa Return
on Asset berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Price Book Value. Berbeda pula dengan
hasil penelitian Suranta & Pratana (2004) yan menyatakan bahwa ROA
berpengaruh negatif signifikan terhadap PBV.
Penelitian
terhadap variabel Total Asset Turnover
yang dilakukan oleh
Nirmalasari (2010) menghasilkan kesimpulan
bahwa variabel Total Asset
Turnover memiliki
pengaruh yang positif signifikan terhadap variabel Price Book Value. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Ulupui
(2005) didapatkan kesimpulan bahwa Total
Asset Turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Price Book Value (PBV).
Pada pengujian variabel Net Profit Margin terhadap Price Book Value yang dilakukan oleh
Arumndati (2009) didapati bahwa terdapat
pengaruh yang positif signifikan antara variabel Net Profit Margin dengan Price
Book Value.sementara itu penelitian yang dilakukan Dibyanto (2007) menyimpulkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Price Book Value.
Dalam hasil pengujian mengenai pengaruh
variabel terhadap Return on Asset
yang dilakukan oleh Afriyanti (2011), Sulistyawan (2005), dan Kustati (2010)
disimpulkan bahwa variabel Total Asset
Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Jatismara (2011) didapati bahwa Total
Asset Turnover memiliki pengaruh yang positif tidak signifikan terhadap Return on Asset. Sedangkan pada
penelitian yang dilakukan Witjaksono(2012) Total
Asset Tornover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
Hasil penelitian mengenai pengaruh Net Profit Margin terhadap Return on Asset yang telah diteliti oleh
Sulistyawan (2005), menyimpulkan adanya pengaruh positif signifikan antara
variabel Net Profit Margin terhadap Return on Asset.
Penelitian terhadap variabel Sales
Growth terhadap Return on Asset
menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Barbosa
(2003), Ramezani (2002) menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan
antara variabel Sales Growth terhadap
Return on Asset. Sedangkan penelitian
oleh Masrokim (2009) dan Rasjo (2007) menyimpulkan bahwa variabel Sales Growth berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Return on Asset. Perbedaan juga ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif
tidak signifikan antara variabel Sales
Growth terhadap Return on Asset.
Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, terlihat perbedaan hasil penelitian mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi Price Book Value
(PBV). Pada tabel 1.2 akan didisajikan research
gap penelitian terdahulu :
Tabel 1.2 Research Gap Penelitian
Terdahulu
Variabel
|
Hasil
|
Peneliti
|
|
Independen
|
Dependen
|
||
ROA
|
PBV
|
Positif signifikan
|
Samuel dossugi (2011)
Nia Hardiyanti (2012)
Rizky Agung Pambudi (2012)
Astuti Nirmalasari (2010)
John Ricardo Hutahuruk
(2012)
Johan Ruth Prapaska (2012)
Dibyanto (2007)
|
Positif tidak signifikan
|
Tito Perdana Putra (2007) Agra Hermawati
(2011)
|
||
Negatif signifikan
|
Suranta & Pratana
(2004)
|
||
TATO
|
PBV
|
Positif signifikan
|
Astuti Nirmalasari (2010)
|
Negatif tidak signifikan
|
Ulupui (2005)
|
||
NPM
|
PBV
|
Positif signifikan
|
Riesa Putri Arumndati
(2009)
|
Positif tidak signifikan
|
Dibyanto (2007)
|
||
TATO
|
ROA
|
Meilinda Afriyanti (2011)
|
|
Positif signifikan
|
Junus Sulistyawan (2005)
Kustati (2010)
|
||
NPM
|
ROA
|
Positif signifikan
|
Junus Sulistyawan (2005)
|
SALES
GROWTH
|
ROA
|
Positif signifikan
|
Barbosa & Louri (2003)
Ramezani & Alan Jung
(2002)
|
Positif tidak signifikan
|
Hani Masrokim (2009) Rasjo (2007)
|
||
Negatif signifikan
|
Barbosa & Louri (2003)
|
||
Negatif tidak signifikan
|
Elfianto Nugroho (2011) Sony Witjaksono
(2012)
|
Sumber : Dari berbagai jurnal, skripsi, dan
tesis
Berdasarkan fenomena gap mengenai
fluktuasi pergerakan rata-rata price book
value, Return on Asset (ROA),Total
Asset Turnover (TATO), Sales Growth
dan Net Profit Margin (NPM) pada
perusahaan manufaktur yang listed di BEI
dan sejumlah perbedaan yang terdapat dari hasil-hasil penelitian terdahulu maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai Pengaruh ROA,
TATO, dan NPM terhadap PBV serta terdapat fluktuasi rata-rata TATO, SALES
GROWTH, NPM dan ROA pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
tahun 2008-
2011”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar